Sabtu, 22 Desember 2012

Hari Ibu

0 komentar
Bahaz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, kepada siapa aku berbuat kebaikan?. Beliau bersabda: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: “Ayahmu, lalu yang lebih dekat, kemudian yang lebih dekat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Kemarin, tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu. Bagi saya, ibu adalah orang yang paling berharga di dunia ini. Tanpa dia kita tak akan terlahir, tumbuh dan menjadi sosok dewasa seperti sekarang. Tidak hanya di islam, masyarakat dunia pun sepakat akan jasa besar seorang 'ibu' hingga membuat sebuah hari perayaan untuknya.

 Namun alangkah lebih baiknya jika kita merayakan hari ibu tidak hanya tanggal tertentu saja, melainkan setiap hari. Entah itu sekedar mengirim sms atau menelfon untuk bertanya kabar. Kesibukan kita sebagai pelajar atau mahasiswa tentu amat menyita waktu dan perhatian kita, ketimbang sekedar mengirim sms. Percaya lah, saya telah mengalaminya sendiri. Bahwa amat besar pengaruh doa ibu, ketika kita mengucapkan cinta atau meminta doa beliau. Kepada siapa lagi kita meminta dukungan? Seorang ibu, yang meskipun nun jauh disana, pasti akan mendukung apa saja yang kita inginkan, demi keberhasilan kita.

Mama. Saya biasa memanggilnya dengan nama itu. Ya, saya jadi teringat almarhumah mama saya. Yang dengan seluruh tenaganya merawat saya yang di dalam kandungan, yang melahirkan saya. Beliau meninggal sekitar tujuh tahun lalu. Beliau orang yang ceria dan sabar, dan saya yakin pasti, tawa saya, senyum saya, cara jalan saya, selera saya, adalah cerminan dirinya. Meskipun, saya akui kami tidak begitu dekat karena saya diasuh dengan mama yang lain. Sampai umur 19 tahun ini, saya sadar. Ya Allah, ternyata saya dan mama tidak begitu dekat. Jika beliau masih ada, banyak sekali pertanyaan dan cerita yang ingin saya katakan. Kenangan yang tersisa sekarang adalah, ketika saya tidur didada beliau,  ketika dengan lembut beliau membersihkan kedua telinga saya (waktu itu saya merajuk dan memaksa:')), ketika ayah memarahinya saat membubuhkan saos tomat kebanyakan ke mangkok baksonya, ketika saya menemaninya mengetik puisi di kamar (yang ternyata itu adalah puisi terakhir), atau ketika dia tertawa ketika kami menonton telivisi bersama. Atau mungkin , saya akan bertanya, ma, apakah sewaktu remaja dulu kau juga penggemar musik pop?apa reaksimu ketika bertemu laki-laki yang kau cintai? bagaimana rasanya memutuskan untuk menikah dengan ayah? apakah kau juga suka sepatu kets? apakah kau juga suka menulis puisi cengeng?apakah kau juga suka marah tanpa sebab? apakah kau pernah merasa minder dengan tinggi badan maupun penampilanmu? dan lain-lain dan lain lain.

Banyak banyak sekali yang ingin saya tanyakan pada beliau.

Dan masih ada sosok mama yang amat saya cintai di dunia ini. Mama yang merawat saya 18 tahun terakhir. Ketegarannya dan kekuatan yang beliau miliki, ketika kami mengalami tahun-tahun berat bersama. Hingga saat ini, yang masih setia mendengarkan curahan hati, yang menasehati saya, yang memeluk saya ketika saya rindu rumah, yang memarahi saya dengan omelan khasnya, atau humor konyolnya, dan protesnya ketika saya menegur beliau untuk hal-hal kecil.

Allah mengaruniakan dua sosok berarti ini di kehidupan saya. Dan saya berterimakasih sekali akan hal itu. Mereka berdua benar-benar ibu yang berharga. Saya tau, tidak ada seseorang yang sempurna di dunia ini, pun orang tua kita. Kekurangan maupun kelebihan yang ada alangkah baiknya jika kita bisa saling melengkapi, saling menghargai.

Semoga senantiasa di ridhoi olehNya, diberi kesehatan dan di lancarkan rejekinya.

Dan, semoga kelak saya diberi kesempatan untuk menjadi seorang ibu yang baik. Bagaimanapun, menjadi seorang ibu adalah kedudukan yang terhormat bagi seorang wanita. Di tangan seorang ibulah takdir sebuah negara dan peradaban. So, ada ataupun tiadanya dia, tetaplah muliakan dan hormati ia. :)

Akhir bahagia

0 komentar
Kemarin ada seorang teman yang tiba-tiba mengirim saya sms ini: " Jika sekarang waktu terakhirmu, apa yang ingin kamu omongin ke aku bray?"

Malam itu saya sedang mengikuti sebuah diklat kepenulisan di kota Batu. Sedikit bingung dengan smsnya yang tiba-tiba seperti itu. Saya merenung lima menit, kemudian mulai mengetik balasan (untuk yang ini hanya konsumsi pribadi.hehe). Setelah membalas, saya kembali berkonsentrasi dengan kegiatan diklat.

Namun pagi tadi, saya baca kembali sms itu dan ada hal yang menggelitik saya.
Bagaimana jika seperti itu? (naudzubillah. semoga diberi umur panjang untuk lebih mempersiapkan diri)
Sungguh hidup ini bisa jadi demikian singkat adanya. Kita tidak tahu tentang waktu itu, kapan, dimana dan bagaimana. Semagai muslim kita tentu berharap kematian dalam khusnul khatimah, keadaan iman dan islam. :)
Saya sadar kadang masih suka malas belajar. Tapi tak memungkiri bahwa semua ini hanya tentang proses dan proses. Bagaimana menjadi muslimah yang baik, menjauhi apa yang di larang-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya.
Ketika saat itu tiba, semoga menjadi akhir bahagia untuk awal yang bahagia selamanyaa. AMIN

Kamis, 13 Desember 2012

For you, Yah

0 komentar

"Aku dengar malaikat keciku menangis di atas sajadahnya
Aku dengar malaikat kecilku,rindu pelukanku dan topangan kuat dari tanganku,
Tapi dia tak mau bicara, karena takut mengganggu ketentramanku.
Ayah sayang kamu ona
Jangan pernah takut untuk berkeluh, ada dan tidak ada,
Ayah mau kau meminta dan berbicara
Karena ayah adalah milikmu seperti ona milik ayah"

:')
Aku mencintaimu yah, layaknya larik kata-kata indah dalam setiap puisimu
 layaknya rasa rindu yang selalu sesak harapkan pelukan hangatmu

Mungkin pijakan kita tak selamanya sama.
 Mungkin Tuhan beri kita semua ini untuk mencari dan terus mencari
Apa yang Dia tetapkan, apa yang Dia inginkan

Terimakasih atas 
keindahan yang kau berikan
kesempatan dan hidup yang kau usahakan untuk kami 

Maaf jika
aku terlalu sering melambung jauh dengan sayapku sendiri
terlalu sibuk mengeluh akan kata 'mengapa' yang kita miliki selama ini
terlau lelah bahkan hanya untuk bercerita

Kau tahu yah, entah apa yang terjadi jika bukan kau yang menjadi ayah dari seorang aku
Aku menyayangimu apa adanya
Ijinkan malaikat kecilmu ini terbang dan gapai mimpi-mimpi yang
amat kau cintai
Ijinkan sayap kecilku merengkuh setiap tempat yang ingin kau capai

Aku tahu, tanpamu aku tak berarti apa-apa :')

Jumat, 30 November 2012

19th :)

0 komentar
Hey! I'm 19th now.
:)
Emmm, banyak hal yang ingin dilakukan. Banyak keinginan yang ingin tercapai.
Bismilah...
Semoga semuanya senantiasa diberi kelancaran oleh Allah.
Semoga diberi kesehatan selalu oleh-Nya.
Semoga lebih dewasa dan tanggung jawab.
Semoga selalu ikhlas, rendah hati, tidak sombong, tidak riya'...
Semoga ibadahnya terus meningkat dan meningkat.
Semoga bisa lebih hemat.
Semoga gak pernah malas belajar.
Semoga lebih menghargai orang lain.
Semoga mengurangi membicarakan orang lain.
Semoga lulus ujian dengan lancar.
Semoga dibuka jalan ke Makkah dan ke Jerman.
Semoga punya buku karya sendiri.
Semoga bisa sedekah dengan teratur.
Semoga lebih banyak lagi membuat orang lain tersenyum.
Semoga lebih rajin baca.
Semoga tegas dan istiqomah di jalan kebaikan.
Semoga jadi Dosen!


Amiiin amiin,,,Amiin. Bantuin Amin, ya? :))

Senin, 26 November 2012

Lirik Lagu Aku Ingin MencintaiMU Setulusnya

0 komentar
Penyanyi : Edcoustic
Komposer : Aden
Album : Sepotong Episode
Produksi : Mikamusik Indonesia 2008
Tuhan betapa aku malu atas semua yang kau beri
Bm
Padahal diriku terlalu sering membuatMu kecewa
Entah mungkin karena ku terlena sementara Engkau beri
Aku kesempatan berulangkali agar aku kembali
Dalam fitrahku sebagai manusia untuk menghambakanMu
Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapanMu
Aku ingin mencintaiMu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta
Dalam doa dalam ucapan dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekatiMu selamanya sehina apapun diriku
Kuberharap untuk bertemu denganMu yaa Rabbi

Jumat, 23 November 2012

Mein erstes Buch

0 komentar
^^
Finally, terlahirlah buku saya yg pertama, kalo ngga salah 13 Oktober kemarin.Sedikit tidak percaya diri, karena memang persiapannya amat singkat dan sebagian puisi saya buat hanya dalam 3 hari (oh!). Jangan tanyakan tentang kualitas, hehe. Saya sadar masih banyak yang harus diperbaiki. Ini hanya awal, semoga tahun depan bisa lebih bagus lagi. Amiiiin :)
 Judul: 4 Episode
Penerbit: UKMP Publishing
Desain cover: Nona(ide) Basith (desain)

Sabtu, 17 November 2012

Ritual Sebelum Tidur

0 komentar

Jangan tanyakan mengapa                                  
Ketika air mata hanya sisa dari kata-kata yang tertinggal,
dari tiap-tiap malam kita berdua

Ku tengadahkan kedua tangan
Sedangkan kau dekapkan keduanya di depan dada
Sesaat kita khusyuk dalam pinta
Waktu  yang sama, tempat yang sama
Sungguh ironi ketika tiap bulir doa kita,
ditujukan pada Yang berbeda

“Amin…”
untuk siapa itu?
Jawaban hanya ada pada teguk kebisuan

Malam itu,
Begitu sama seperti yang lalu-lalu,
julurkan badan sedalam-dalamnya pada selimut,
saling senyum satu sama lain

“Selamat tidur…”
Ritual sebelum tidur yang terkadang kurindukan,
sambil  menggendong takdir disetiap detiknya,
serasa menggelayut diatas langit-langit kamar kita,
paksa ku tuk berpikir dan sadar,
: kita sama yang berbeda
untuk kamu yang ku sayangi, semoga Allah senantiasa melindungimu

Ridho-Mu

0 komentar
Alunan simfoni damai
menyusup disela kelopak mata
Saat serasa hanya ada Kau dan aku,
Kekasih..
Ijinkan tangis ini hanya bermuara pada-Mu
Ijinkan lelah ini menguap hanya di pangkuan-Mu
Ijinkan jiwa ini melangkah ke pertemuan-Mu
Kekasih…
Tak ada derma yang ku  lakukan
Tak pantas jiwa ini haturkan banyak pinta
Hanya  ridho-Mu
Harapku yang amat dan sangat

Jumat, 07 September 2012

Kenangan

0 komentar

Apa yang harus ku lakukan pada kenangan,
bersembunyi dibalik sofa hati.
 Menyendiri.
Terkadang aku lihat dia meloncat kesana kemari. 
Mencari perhatian.
Tak kutemukan cara untuk membuatnya pergi. 
Jauh-jauh.
Karna dia membawa  sekarung hal pedih yang tak ingin aku buka lagi.

Namun terkadang aku amat inginkan kehadirannya.
Saat tak ada yang singgah diruang tamu hati.
Saat termenung dan mencari menjadi rutinitas palsu yang membosankan.
Aku butuh kamu. Kenangan.

Kau tak butuh kunci untuk masuk. Tak perlu berjinjit dan diam-diam pergi.

Just stay. Tetaplah tinggal selama kau mau. Karena kau teman kesepianku. Kau sahabat setia dari keberanianku. Kau sumber kekuatanku yang berharga. J



Rabu, 05 September 2012

Resensi: 99 Cahaya di Langit Eropa

0 komentar

“Mengutip kata-kata George Santayana: ‘Those who don’t learn from history are doomed to repeat it.’ Barang siapa melupakan sejarah, dia pasti akan mengulanginya. Banyak di antara umat Islam kini yang tidak mengenali sejarah kebesaran Islam pada masa lalu.” (hlm. 4)
99 Cahaya di Langit Eropa adalah sebuah novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata mengenai perjalanan spiritual Hanum Salsabiela Rais dan suaminya, Rangga Almahendra, dalam mengulik sejarah Islam selama 3 tahun mereka menetap di bumi Eropa. Dalam buku ini, perjalanan mereka terbagi menjadi empat rute utama: Wina (Austria), Paris (Prancis), Cordoba dan Granada (Spanyol), serta Istanbul (Turki).
Petualangan mereka dimulai dari Rangga yang mendapat beasiswa untuk studi S3 di WU Vienna dan memboyong serta istrinya, Hanum, yang menyusul 4 bulan kemudian. Selanjutnya, Hanum bekerja untuk proyek video podcast Executive Academy di kampus suaminya. Di tengah-tengah kesibukannya mengerjakan projek tersebut, Hanum pun mengikuti kursus bahasa Jerman. Dan di tempat itulah ia menjalin persahabatan dengan Fatma Pasha, seorang Muslimah asal Turki.
Melalui penuturan Fatma, kita pun paham bahwa menjadi seorang Muslim di negara yang umat Islamnya menjadi minoritas bukanlah hal mudah. Fatma berkali-kali ditolak bekerja di berbagai perusahaan karena ia berhijab. Belum lagi kesulitan menemukan ruang ibadah di tempat umum. Meskipun demikian, Fatma telah bertekad untuk menjadi agen Muslim yang baik di tempatnya berada. Seperti ketika sekelompok turis asing mengolok-olok Turki dengan croissant, yang merupakan roti untuk merayakan kalahnya Turki di Wina, ia justru membayari makan turis tersebut dan mengajaknya berteman supaya ia dapat belajar bahasa Inggris darinya.
Bersama tiga kawannya: Latife, Ezra, dan Oznur, Fatma menetapkan tiga poin penting dalam syiar Islamnya di Austria: tebarkan senyum indahmu, kuasai bahasa Jerman dan Prancis, serta jujur dalam berdagang. Terbukti, salah satu kawannya jatuh cinta pada Islam karena mengenal keramahan dan senyum Latife, hingga kemudian ia menjadi mualaf. Subhanallah.
“Fatma membukakan mata bahwa lima pilar inti ajaran agama Islam juga harus tersuguh dengan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dimaknai sebagai tata cara beribadah. Fatma menghadapi tantangan lebih berat—di tengah penduduk nonmuslim—yaitu di Eropa yang umatnya semakin bangga melepas semua atribut agama, mengabaikan keniscayaan terhadap Tuhan alias ateis. Sama sekali bukan perkara mudah. Akan tetapi, dia percaya keteladanan berbicara lebih keras dari kata-kata.” (hlm. 63)
Buku ini pun tak lepas dari kunjungan penulis ke tempat-tempat bernafaskan sejarah Islam di Eropa. Seperti Museum Wina dan kisah tentang Kara Mustafa Pasha, panglima perang khalifah Ottoman. Kemudian Museum Louvre di Paris, yang menyimpan berbagai bukti sejarah jayanya Islam di abad pertengahan. Siapa yang menyangka bahwa penemu lensa kamera serta peta antariksa pertama adalah ilmuwan Muslim? Atau pinggiran hijab Bunda Maria yang ternyata bertuliskan kalimat tauhid ‘Laa Ilaaha Illalah’? Belum lagi, fakta bahwa di masa Masjid Agung Paris pernah menyelamatkan puluhan warga Yahudi dari kejaran tentara Nazi Jerman.
“Aku merasa imam masjid ini, siapa pun dia, juga mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan orang-orang yang sama sekali tak ada hubungan dengan dirinya. Namun, ia yakin akan perintah Allah dalam Alquran tentang kewajiban menyelamatkan jiwa umat manusia yang lain, apa pun agama mereka, apa pun kepercayaan mereka. Karena dengan demikian dia sama saja menyelamatkan seluruh manusia di bumi.” (hlm. 193)
Begitupun halnya dengan Hagia Sophia di Istanbul, bangunan yang dulunya adalah sebuah Katedral Byzantium terbesar di Eropa yang kemudian menjadi masjid. Masjid itu memajang kaligrafi Allah, Muhammad, serta ayat-ayat suci Alquran, tetapi tetap membiarkan lukisan-lukisan Yesus dan Bunda Maria serta elemen kekristenan lainnya berada di sana. Berkebalikan dengan bangunan Mezquita Cordoba di Spanyol, yang dulunya adalah masjid, tetapi kini menjadi katedral. Dan masih banyak cerita lainnya yang menggugah kita untuk memelajari Islam labih dalam lagi.
Sungguh, saya merasa belajar banyak hal seusai membaca buku ini. Tidak hanya tentang sejarah kejayaan Islam di Eropa pada masa lalu. Namun juga tentang bagaimana menjadi Muslim yang baik, tentang bagaimana agama dan ilmu adalah saling menguatkan, tentang hakikat sebuah perjalanan, tentang mensyukuri sebuah keyakinan, tentang bagaimana pada akhirnya, kita pergi dan kembali hanyalah untuk-Nya.
Buku ini pun dilengkapi peta penjelajahan penulis ke tempat-tempat bernafaskan sejarah Islam di Eropa serta halaman lux berwarna di bagian belakang, lengkap dengan foto tempat-tempat yang disinggahi penulis selama berpetualang di Eropa.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang begitu lancar mengalir dan mudah dipahami. Meskipun ditulis dengan gaya novel, tetap tak mengurangi esensinya sebagai buku yang sarat akan ilmu dan pengetahuan agama. Saya amat menyukai buku ini dan sejauh ini sudah tiga kali dibaca ulang. Sayangnya, setelah dibaca beberapa kali, bercak-bercak hitam bermunculan pada pinggiran kertas buku ini. Padahal buku ini belum pernah mengalami ‘kecelakaan’ apa pun selama saya baca (jatuh, terkena air, noda makanan, dsb.)
Akhir kata, 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan bacaan yang layak bagi mereka yang ingin memelajari sejarah Islam dengan mudah. Tidak salah bila buku ini menjadi salah satu bestseller Penerbit Gramedia dan sudah dicetak ulang sebanyak delapan kali dalam kurang dari satu tahun.
Tentang Penulis

Hanum Salsabiela Rais, adalah putri Amien Rais, lahir dan menempuh pendidikan dasar Muhammadiyah di Yogyakarta hingga mendapat gelar Dokter Gigi dari FKG UGM. Mengawali karir menjadi jurnalis dan presenter di TRANS TV.
Hanum memulai petualangannya di Eropa selama tinggal di Austria bersama suaminya Rangga Almahendra dan beke rja untuk proyek video podcast Executive Academy di WU Vienna selama 2 tahun. Ia juga tercatat sebagai koresponden detik.com bagi kawasan Eropa dan sekitarnya.
Tahun 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya, Menapak Jejak Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta. Sebuah novel biografi tentang kepemimpinan, keluarga dan mutiara hidup.
Rangga Almahendra, suami Hanum Salsabiela Rais, teman perjalanan sekaligus penulis kedua buku ini. Menamatkan pendidikan dasar hingga menengah di Yogyakarta, berkuliah di Institut Teknologi Bandung, kemudian S2 di Universitas Gadjah Mada, keduanya lulus cumlaude.
Memenangi beasiswa dari Pemerintah Austria untuk studi S3 di WU Vienna, Rangga berkesempatan berpetualang bersama sang istri menjelajah Eropa. Pada 2010 ia menyelesaikan studinya dan meraih gelar doktor di bidang International Business & Management.
Saat ini ia tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University dan Universitas Gadjah Mada. Rangga sebelumnya pernah bekerja di PT Astra Honda Motor dan ABN AMRO Jakarta.
Untuk mengontak penulis, silakan mengirim email ke hanumrais@gmail.com atau ralmahen@yahoo.com. Kunjungi juga situs resmi buku ini di www.hanumrais.com

Sabtu, 01 September 2012

For u, Mom

0 komentar

Aku selalu tahu apa yang kau rasakan, mama
Malam itu purnama yang tak sempurna
Bibir lelahmu mengecup keningku
Aku tahu
Untuk sepersekian kali kau ingin katakan itu
Lewat cahaya matamu yang meredup karena lelah yang menggelayut
Aku tahu
Lewat setiap sekon getar hangat dari genggamanmu
Hantarkan sejuta bahasa yang tak pernah diejakan siapapun
 Malam itu, kita berpegang tangan
Aku tahu,Mama
Kau mencintaiku
Tatapanmu yang tak pernah sempat kau ucapkan itu
Yang selalu aku rindukan itu
 Andai mama,
Sempat aku ucapkan yang tak pernah kau ungkapkan dulu
Aku mencintaimu, Mama
Amat cinta
 Malam ini
Bintang-bintang itu
Ranjang ini
Serta aroma tubuhmu yang tersisa
Oh, andai ku bisa memainkan waktu


kangen mama esti' :'(

Minggu, 15 Juli 2012

Langkah Awal

0 komentar
Sebelumnya ucapkan selamat dulu buat cerpenku yang "Berlayar ke Andromeda" masuk dalam 20 besar Sayembara Sastra Um 2012. *prokprokprok:D. Pertama tahu itu, aku hebring banget, sempet berpikir, "kenapa musti itu yang masuk?". Hehe, maaf yah nak, aku sempet mendzalimi dikau. :')

Kenapa? Yah, soalnya saya malu. Itu 22 cerpen akan dibikin buku Antalogi Sastra gitu. Uda bakal kebayang ntar pasti banyak yang baca. Mustinya bangga ya? Ya. Memang. Tapi entah kenapa perasaan saya waktu itu berbicara lain.

Tapi sekarang udah nggak lagi kok. Aku mulai inget, bahwa ini mungkin langkah awal buat karyaku. Dulu sempet punya cita-cita punya buku sendiri. Meski sekarang ini bukunya dibuat dengan berjamaah, nggak apa deh, yang penting adalah langkah awalnya.

Mulai sekarang kudu mulai rajin nulis lagi. Mulai membenahi apa-apa yang salah di cerpen-cerpen kemarin. UKM Penulis UM akan mengadakan Pameran Karya, dimana nanti para anggotanya diwajibkan menerbitkan satu buku. Istilahnya One Person One Book gitu.... Doakan saya ya ceman-ceman..:)) Moga ga males dan dapet banyak inspirasi... Amiiiin

Senin, 18 Juni 2012

PKM pertamakuh :')

0 komentar

HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1.      Judul Kegiatan                      :Penggunaan Super Thinker Board sebagai Stimulus untuk Membantu Kemampuan Menulis Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
2.      Bidang Kegiatan                   : PKMP
3.      Bidang Ilmu                          :Humaniora
4.      Ketua Pelaksanaan Kegiatan :
a.NamaLengkap                      : Nona Elana Kristiana
b.         NIM                                 : 110241416017
c.         Jurusan                             :Sastra Jerman
d.        Universitas                       :Universitas Negeri Malang
e.         Alamat rumah/No HP     : Jln.Stasiun Prajekan
                                           Bondowoso/0857XXXXXXXX
f.          Alamat email                   : nona.elana@yahoo.co.id
5.      Anggota Pelaksana Kegiatan        : 2 orang
6.      Dosen Pembimbing               :
a.       NamaLengkap                 : Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd.,M.Pd.
b.      NIP                                  : NIP.19700801 2003 12 2 001
7.      Biaya Kegiatan Total DIKTI: Rp 910.000,00
8.      Jangka Waktu Pelaksanaan   : 3 bulan
Malang, 15 Juni 2012
Menyetujui,
Pembantu Rektor bid. Kemahasiswaan                       Dosen Pendamping


Prof. Dr. H. Moh. Ainin, M.Pd                   Dewi Kartika Ardiyani S.Pd.,M.Pd.
NIP. 1960XXXXXXXXXX                       NIP.19700XXXXXXXXX

Ketua Pelaksana Kegiatan

Nona Elana Kristiana
                                                  NIM. 110XXXXX


Minggu, 10 Juni 2012

KHSan

0 komentar



"Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS 14:7) 


hehe, jadi inget KHSan dengan temen-temen,,, Katanya nilai kami kompak menurun... Ayo tetap semangat dan bersyukur yaa!! :D. RAncang misi balas dendam buat semester depan, Insyaallah yg ini balas dendamnya boleh, soalnya menuju kebaikan..^^

untitled

0 komentar
Lelah mungkin dia berlari
Bibir mentari tak lagi kikis sunyi
Terdiam tak henti dendangkan luka
Tangannya dipasung gigi-gigi neraka
Menggeliat
Meratap
Namun pertolongan tak jua
datang kibaskan cadar derita tak kunjung akhir
Tak ada bisikan Tuhan
Tak ada nyanyian qolbu
Hanya tubuh menggigil sepi dikikis duri-duri dosa

NB: ini puisi jadi gak lebih dari 5 menit. Gak tau kenapa kok akhirnya keluar kata2 itu. Dan setelah dibaca ternyata ceritanya tntang hari akhir. IIiih,,,sereem. Naudzubillah. Semoga Allah selalu melindungi kita ya...Amin
 

Leben Notizen Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template