Rabu, 23 Oktober 2013

4 Episode

0 komentar

Tadaaaa....ini hasil kerja saya di mata kuliah Media Pembelajaran. Schoener als die Letzte, oder ? :)

Senin, 14 Oktober 2013

Marriage?

0 komentar
Pernikahan. Mendengarkan, membaca, atau mengeja kata ini selalu membuat perut saya mulas, apalagi memikirkannya. Mungkin karena teman-teman yang mulai tak keberatan untuk membahasnya disetiap pertemuan, atau kenyataan bahwa teman wanita yang lumayan banyak telah mengakhiri masa lajang mereka. Oh, oke, mungkin ini sindrom yang dialami gadis umur 20an kebanyakan (setelah studi riset saya :D).
Entah saya yang teralu polos atau gimana (kata sebagian teman), menemukan kenyataan bahwa akan ada seseorang yang mengambil alih segala tanggung jawab orang tua terhadap kita, sedikit membuat takut. Hey, saya kira ini perasaan yang wajar saja. Bisa dibayangkan? Tidak pernah bertemu (bisa jadi), beda suku (bisa jadi), umur yang terpaut jauh (bisa jadi) dan sederet kemungkinan-kemungkinan ain yang kalau dipikir-pikir semakin menambah takut saja.
But, di dalam Quran surat Ali Imran ayat 14 "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".
And, dalam hadist riwayat Baihaqi dari Anas bin Malik,"Apabila seseorang melaksanakn pernikahan, berarti telah menyempurnakan separuh agamanya, maka hendaklah ia menjaga separuh yang lain dengan bertakwa kepada Allah".
Ijinkan saya mengambil kesimpulan, ehm. Bahwa, pernikahan telah menjadi sebuah sarana dalam islam sebagai bentuk pengertian Allah akan fitrah yang dimiliki oleh setiap hambanya, pun para Nabi dan Rasul kita terdahulu. Maka, tidak ada lagi alasan untuk rasa takut itu. Hanya setiap pribadi yang harus memperbaiki kualitas diri dan berusaha sebaik mungkin, untuk menyambut jodoh yang telah ditetapkan oleh-Nya. Tentunya perbaikan itu tidak untuk 'dia' tapi untuk 'diri kita' sendiri. Meluruskan niat selalu menjadi landasan terpenting. Di jalan apa kita menikah, tujuan kita, visi misi kita.
Wallahuallam, ini hanya tulisan yang ingin saya tulis karena tak ada ide untuk karya tulis Sommerkurs. Semoga... semoga apa ya, Allah menyimpan jodoh saya nun jauh disana baik-baik saja. Entah kapan dipertemukannya. Sudahlah, sepertinya topik ini harus segera diakhiri sebelum menyerempet kemana-mana. Wassalam...
Happy Iedul Adha , by the way...Barakallah ;))

Sabtu, 12 Oktober 2013

my unpredictable Days

0 komentar
Malang sepi. Hampir sebagian penghuninya liburan ke kampung halaman untuk merayakan hari raya Idul Adha bersama keluarga. Sedikit menyesal tidak bisa pulang karena saya memikirkan Ujian tengah semester dan beberapa tanggung jawab yang tidak akan bisa dikerjakan di kampung halaman nanti. Untunglah mama ibu yang pengertian...:)
Bisa dibilang beberapa minggu terakhir adalah saat yang tak terlupakan. Ada dua program yang diadakan oleh jurusan sastra Jerman dan saya diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi di dalamnya. Dalam acara bersama DAAD saya menjadi MC dadakan karna ditunjuk oleh Frau Dewi ketika mata kuliah analisis bahan ajar berlangsung. Awalnya saya bertanya apakah acara dibawakan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jerman, frau Dewi menjawab bahasa Jerman. Oke, thanks, rasa percaya diri saya jadi ciut. Tapi beliau memaksa karena tidak ada lagi yang bisa dimintai tolong. Benar-benar  suatu tantangan buat saya yang belum pernah menjadi MC acara formal. Dan, show must go on. Sebastian Greiss dan Olivia Sopakola menjadi pembicara di seminar " Informasi Studi di Jerman" tersebut. Tangan saya gemetaran, dan benar-benar berhati-hati dengan pengucapan kalimat yang lima belas menit sebelumnya diajarkan oleh frau Dewi di kantor. Hupf... Acara pun berakhir dengan lancar dan frau Dewi merasa puas dengan hasilnya. Saya jadi tertantang dan merasa nyaman untuk berbicara lagi di depan umum...hehe.
Kemudian, tawaran tak disangka-sangka datang lagi dari Herr Iwa. Beliau meminta saya untuk membacakan cerpen karya Jenny Erpenbeck saat kuliah tamu pada tanggal 8 Oktober di .  Universitas Negeri Malang menjadi satu-satunya yang dikunjungi diantara beberapa jurusan bahasa Jerman di Indonesia. Karena ketagihan, saya pun mengiyakan tanpa berpikir panjang lagi.Saya yakin, kesempatan seperti ini tidak akan terulang untuk kedua kali. Bersyukurlah saya karena ada basic sebagai 'pembaca dongeng' saya bisa membaca cerpen terjemahan dengan lancar. Suatu kebanggan tersendiri bisa satu panggung dengan penulis Jerman dan mendengarkan komentar Jenny dan ibu perwakilan Goethe Institut tentang pembacaan saya. Acara berjalan cukup lancar dan tak lupa saya mengabadikannya dengan meminta berfoto dengan Frau Jenny.
Alhamdulillah. Skenario Allah memang the best dah. Saya tidak pernah merencanakannya, saya hanya punya mimpi-mimpi. Semoga ini menjadi awal atau pemanasan untuk menggapai mimpi itu...
Ditunggu cerita selanjutnya yaa...

Rabu, 02 Oktober 2013

...

0 komentar
Kadang saya merasa musuh terbesar adalah diri sendiri. Bukan orang lain, bukan.
 

Leben Notizen Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template