Jangan tanyakan mengapa
Ketika air mata hanya sisa dari kata-kata yang tertinggal,
dari tiap-tiap malam kita berdua
Ku tengadahkan kedua tangan
Sedangkan kau dekapkan keduanya di depan dada
Sesaat kita khusyuk dalam pinta
Waktu yang sama,
tempat yang sama
Sungguh ironi ketika tiap bulir doa kita,
ditujukan pada Yang berbeda
“Amin…”
untuk siapa itu?
Jawaban hanya ada pada teguk kebisuan
Malam itu,
Begitu sama seperti yang lalu-lalu,
julurkan badan sedalam-dalamnya pada selimut,
saling senyum satu sama lain
“Selamat tidur…”
Ritual sebelum tidur yang terkadang kurindukan,
sambil menggendong
takdir disetiap detiknya,
serasa menggelayut diatas langit-langit kamar kita,
paksa ku tuk berpikir dan sadar,
: kita sama yang berbeda
untuk kamu yang ku sayangi, semoga Allah senantiasa melindungimu
0 komentar:
Posting Komentar